Rakyatmerdekanews.com, Lombok Barat — Kunci kesuksesan dari sebuah institusi, salah satunya ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) kepemimpinan atau leadership dalam mengelola institusi tersebut.
“Maju dan mundurnya tergantung orang nomor satunya. Ya, leadership, kepemimpinan, ” ujar Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Supomo saat meninjau langsung Sentra Paramita di Mataram, Kab. Lombok Barat, Prov. Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (27/10) siang.
Institusi Sentra dan Sentra Terpadu, kata Supomo, di seluruh Indonesia adalah aset negara yang potensial untuk mewujudkan kesejahteraan penerima manfaat dan masyarakat.
“Sentra bisa mengadakan pelatihan ketrampilan bagi penerima manfaat (PM) yang nantinya ada sertifikat sebagai bukti keahlian yang telah mereka dapatkan, ” ujarnya.
Model keahlian yang langsung bisa diaplikasikan dengan mudah, seperti pelatihan menyuci mobil dan motor, potong rambut dan turunan lainnya.
“Pelatihan-pelatihan itu tidak sulit dan ribet hanya butuh inovasi, kreatifitas dari pemimpin dalam hal ini kepala sentra dan pengelola. Jatuh bangun lagi, jatuh bangun lagi hingga sukses, ” tandas Supomo.
Sebagai contoh, pelatihan cuci mobil dan motor, jangan hanya itu-itu saja, buat kreatifitas seperti cuci motor 24 jam, turunan cuci mobil ganti dengan salon mobil dan beragam tawaran layanan jasa lainnya.
“Kreatifitas dan inovasi seperti cuci motor 24 jam bisa menghasilkan nilai tambah. Cuci mobil ganti dengan salon mobil dengan turunan seperti poles body dan poles kaca itu bisa Rp 250 ribu, ” katanya.
Tidak ada yang sulit kalau masih ada kemauan untuk maju. Mulai dari lingkungan tempat sehari-hari beraktifitas, termasuk olahraga PM dengan orientasi jelas dan bernilai prestasi nasional dan global.
“Kreatifitas bisa dimulai dari hal sederhana, misalnya memberikan pupuk bagi pohon-pohon di sekitar agar berbuah dan hasilnya akan dirasakan PM, pengelola dan masyarakat sekitar, ” ajak Supomo.
Setiap PM juga mesti diberikan bimbingan olahraga dari yang sederhana dan tidak perlu mikir seperti olahraga angkat beban dan panjat tebing.
“Lapangan sentra luas bisa didirikan fasilitas panjat tebing dan olaharga pembentukan otot. Dua olahraga ini ada nilai prestasinya, kalau mengadakan olah raga yang tidak ada nilai prestasinya buat apa dikerjakan?, ” tanya Supomo.
Supomo mengaku terkesan dengan ajaran para wali, yaitu memberi makan orang lapar dan memberikan kerja bagi yang masih menganggur, serta memberikan keterampilan agar orang bisa mandiri.
“Saya terkesan dengan ajaran para wali. Ini ada instruksi dari Presiden agar menyikapi masalah itu harus cepat, jangan bertele-tele masak orang lapar harus gelar Focus Group Discussion (FGD), tapi apa yang harus kita lakukan dengan segera, ” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Dirjen Supomo keliling ke beberapa titik di lingkungan Sentra Paramita di Mataram, termasuk melihat dari dekat bantuan Kemensos dari Astra berupa alat berat, yaitu exavator, (Fahri)