Diduga Ada Permainan PPDB di SMAN 1 Tangsel yang Melibatkan Oknum Dinas Provinsi

Rakyatmerdekanews.com – Tangsel – Kekisruhan yang terjadi di SMAN 1 Tangsel pada (7/8/2023) yang melibatkan oknum Dinas Provinsi (L) membuka tabir permainan dunia Pendidikan sangat tidak bermoral.

Disinyalir bahwa para anggota dinas telah merusak dan mencoreng wajah Pendidikan di negeri ini, dengan mengambil keuntungan kepada masyarakat bawah yang menginginkan anaknya tetap ikut sekolah, Rabu  (9/8/2023)

Amanat Undang-undang Pasal 31 UUD 1945 tentang Masalah Pendidikan, yaitu :

1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Ketika di konfirmasi kepada pihak sekolah SMAN 1 Tangsel yang berinisial (Z) bahwa dirinya menyebutkan sebagai wakil kepala sekolah bidang kehumasan dan mengatakan untuk PPDB saat in sudah tutup dan tidak ada lagi penerimaan karena daftar murid sudah dikirim ke Provinsi,”katanya.

Kami tidak pernah menerima uang suap dari orang tua murid sepersen pun, karena kami melaksanakan tugas sesuai prosedur dari Provinsi Banten yaitu melalui afirmasi, zonasi, perpinddahan orang tua, prestasi, non prestasi akademik dan regular/umum,”terang Z

“Sementara ada orang tua murid yang mendaftarkan anaknya melalui orang dinas dari propinsi yang berinisial (L) dan sudah berjanji akan datang apabila tidak diakomodir oleh (Z)”.

Setelah perbincangan dengan (Z), awak media menanyakan apakah (Z) mengenali orang dinas provinsi berinisial (L)..? dengan jelas (Z) mengatakan tidak kenal dan kami tidak ada hubungan apa-apa dengan orang provinsi untuk masukkan anak ke sekolah di SMAN 1 Tangsel,” sanggahnya.

Awak media ini menerangkan lagi, bahwa orang provinsi berinisial (L) sedang dalam perjalanan menuju SMAN 1 Tangsel ini dan kami harapkan bila (L) sudah sampai disini kita akan bicara lagi,,”ucap awak media ini.

Lalu (Z) mengatakan, ok nanti akan saya jumpai dengan bapak lagi dan sekarang saya mau ngajar dulu ya, karena saya juga merangkap sebagai guru,”ucap Z

Satu setengah jam kemudian, orang dinas provinsi pun sudah ada di SMAN 1 Tangsel, terkait anak didik baru yang akan diloloskan di SMAN 1 Tangsel tersebut.

Awak media punya kesempatan untuk berbincang dengan (L) yang mengaku sebagai orang dinas provinsi serta mengatakan, mengenal dekat dengan wakil kepala sekolah SMAN 1 Tangsel bidang kehumasan itu yang berinisial (Z), karena sebelumnya (Z) tidak mengaku punya kenalan berinisial (L) dari dinas provinsi kepada awak media ini.

Kehadiran (L) sebagai orang dinas provinsi dengan tujuan yang sama, ingin bertemu dengan (Z), dan awak media ini pun berpesan kepada guru-guru yang lalu lalang di lobby SMAN 1 Tangsel itu karena posisi ruang guru tepat ada disamping ruang loby SMAN 1 Tangsel.

Karena reception atau ruang piket sekolah SMAN 1 Tangsel sekitar kurang lebih (2) dua jam Kosong, tidak ada pegawai yang dapat untuk berkomunikasi meminta (Z) bisa dihadirkan kembali diruang loby ini untuk menjelaskan kenapa anak-anak didik lainnya tidak dapat diakomodir kalau seorang dinas provinsi (L) bisa meloloskan anak didik untuk sekolah di SMAN 1 Tangsel itu.

Sudah lebih dari (7) tujuh orang, awak media ini berpesan kepada guru-guru yang lalu Lalang didepan loby untuk memanggil (Z) agar secepatnya dipertemukan kembali diloby agar permasalahan ini segera selesai, karena orang tua murid sudah datang juga ke SMAN 1 Tangsel untuk memastikan apakah anak-anak mereka sudah bisa masuk sekolah.

“Sejak jauh-jauh hari uang yang diminta oleh para oknum sekolah SMAN 1 Tangsel sudah masuk namun menunggu kejelasan untuk dipanggil belum tahu pasti, kapan akan dipanggil anak-anaknya masuk sekolah”.

Lama menunggu dan akhirnya awak media ini mendatangi ruang guru dan mengatakan, ‘tolong dong siapa pun yang disini, panggilkan yang Namanya (Z) karena kami menunggu sudah lebih dari 2 jam, kemudian seorang bapak guru menyarankan kepada awak media ini untuk duduk diruang loby agar dipanggilkan.

Setengah jam kemudian, yang namanya (Z) belum juga nongol atau keluar untuk menemui awak media ini, dan mendatangi lagi ruang guru dan menyerukan kami ingin ketemu yang Namanya (Z) kok belum juga keluar… waktu menunjukkan tepat pukul 13.20 Wib saat itu.

Seorang guru langsung mendorong awak media ini yang tegak beridiri didepan pintu masuk ruang guru tersebut sambil terus mendorong keluar dan menyuruh duduk dibangku loby, dan menanyakan keperluan apa dengan yang Namanya (Z).

Akhirnya pun awak media ini menjelaskan perjanjian yang sudah terucap kepada (Z) agar menemui kami kembali apabila orang dinas provinsi sudah datang.

Karena tempat kami bertanya disini (loby) tidak ada orang dan yang piket disana itu pun kosong sejak 2 jam lalu, kami juga sudah menyampaikan pesan kepada guru-guru yang lalu lalang disini, namun sampai kita duduk bareng disini batang hidung yang namanya (Z) itu tidak keluar.

“Guru yang mengajak awak media ini duduk itu mengatakan, anda adalah tamu dan berani masuk keruang guru anda sudah salah, sebutnya yang tidak diketahui namanya itu”.

Awak media ini menjawab ucapan guru yang tidak tahu namanya itu, dan mengatakan kami disini sudah lama menunggu pak, kami mau bertanya kepada piket jaga tetapi sudah hampir 2 jam ruang itu tidak ada orangnya,”ucap awak media ini.

Sehingga suasana menjadi ramai dan para guru-guru pun berdatangan menyaksikan perdebatan antara tamu (awak media) dengan guru yang memperlihatkan perlakuan tidak elok itu kepada seluruh anak-anak didik yang sekolah di SMAN 1 Tangsel, bahwa itu perilaku seorang guru melayani tamu dan secara kebetulan waktu keluar bermainnya anak-anak murid belum selesai.

Awak media ini datang ke SMAN 1 Tangsel bersama rekannya yang keduanya wartawan skalainfo.net juga, rekan yang satunya mengatakan, pak alangkah baiknya kita bicara seperti ini diruangan saja…Pak guru itu langsung mengatakan, tidak perlu cukup disini saja, sanggahnya yang tidak diketahui namanya.

Sehingga keadaan semakin panas dan ramai, seperti adu bacot dengan preman pasar, dari seluruh rangkaian kisruh itu disaksikan oleh murid-murid sekolah SMAN 1 Tangsel dan seluruh guru-guru yang satu persatu juga ikut menimpali Bahasa pak guru adu argument dengan si Tamu (awak media ini).

Kami insan pers sebagai social control wajib mengetahui permasalahan yang timbul pada masyarakat, apalagi ini menyangkut dunia Pendidikan dan diseluruh Indonesia wajib mengetahuinya beginilah peran serta guru dalam mendidik atau menyelesaikan permasalahan. (Red)

Bersambung**

banner 325x300

banner 325x300

banner 325x300

banner 325x300

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *