Rakyatmerdekanews.com, Surakarta – Dalam rangka menjaga perdamaian dan kerukunan pasca pemilu 14 Februari 2024 yang sedikit banyak memunculkan berbagai isu mengkhawatirkan, acara Jagongan Pro4 RRI Surakarta bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya UNS mengadakan dialog luar studio. Acara yang diadakan pada Jumat siang (01/03/2024) ini memiliki tajuk menarik “Merajut Kedamaian Pasca Pemilu 2024” yang bertempat di Gedung I. Suharno FIB UNS.
Acara ini dibuka dengan sambutan oleh Prof. Dr. Bani Sudardi M.Hum selaku perwakilan Riset Grup Filologi Melayu yang menjalin kerja sama dengan RRI, lalu sambutan dari Bu Wiwik perwakilan tim RRI Surakarta, dan disambung oleh sambutan dari Prof. Dr. Warto M.Hum selaku dekan FIB UNS yang sekaligus membuka acara. “Jadi kami (RRI Surakarta) memang memiliki banyak program dalam rangka Pemilu dan setelah pemilu berlangsung pun kami masih mengadakan Dialog Luar Studio,” tutur Bu Wiwik.
Acara Jagongan Pro4 RRI Surakarta yang dihadiri oleh mahasiswa Sastra Indonesia ini mengundang dua narasumber sekaligus, yaitu Prof. Dr. Bani Sudardi M.Hum sebagai perwakilan budayawan dan Dr. Waskito Widi Wardojo, S.S, M.A. sebagai perwakilan sejarawan. Selain itu acara ini juga disiarkan secara live melalui radio 95.2 FM yang bisa langsung didengarkan oleh khalayak umum.
Dalam dialog ini, Dr. Waskito Widi Wardojo, S.S, M.A berpendapat bahwa sejak sejarah pemilu Indonesia dimulai sampai sekarang, baru pemilu kali ini yang tidak begitu damai pada ruang yang lain (sosial media). Hal ini karena saat ini kita berada pada era post truth, sehingga antara kebenaran dan kebohongan saling berkelindan.
“Sebenarnya dalam pemilu itu sudah ada aturan-aturannya, sudah ada rule of the game. Misalnya tidak boleh melakukan kampanye hitam, seharusnya itu ditaati. Akan tetapi di media sosial, kampanye hitam itu banyak dilakukan,” jelas Prof. Dr. Bani Sudardi. M.Hum.
Dr. Waskito Widi Wardojo, S.S, M.A juga menyampaikan kiat-kiat untuk menjaga perdamaian, salah satunya adalah meneguhkan etika dan moral. Prof. Dr. Bani Sudardi M.Hum kemudian menambahkan untuk kembali kepada nilai-nilai budaya kita, kembali kepada Bhineka Tunggal Ika. Seperti kata pepatah Jawa; Mulat Sarira Hangrasa Wani, Rumangsa Melu Handarbeni, Wajib Melu Hangrungkebi. Kita harus menghadapi pemilu ini dengan mawas diri, merasa ikut memiliki, dan wajib ikut menjaga. (Red)