Rakyatmerdekanews.com – Jakarta – Pagi itu Tampak hiruk pikuk manusia pekerja memasuki kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Perlahan-perlahan matahari mulai condong ke bumi. Menyinari kantor. Menyinari kapal-kapal. Menyinari gudang. Menyinari lapangan penumpukan kendaraan. Menyinari alat bongkar muat barang.
Dan menyinari perubahan kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa,dari waktu ke waktu. Seperti dikatakan General Manager (GM) Pelindo Regional 2 Pelabuhan Sunda Kelapa, adalah mengutamakan penataan kawasan sebagai pelabuhan bongkar muat barang.”Dan tidak melupakan Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai objek wisata bagi pengunjung yang ingin melihat keindahan kapal-kapal tradisional merasakan atmosfer sejarah yang masih teras,”begitu dikatakan Agus ES,kepada Rakyatmerdekanews.com,Kamis (14/9/2023).
Oleh karena itu,akan terus dilakukan peningkatan penataan agar dua fungsi objek wisata dan sebagai Pelabuhan bongkar muat barang saling terkait. Seperti pengembangan buffer area pelabuhan Sunda kelapa. Dengan luas 7000 M2.
Jumlah slot parkir dengan ukuran kendaraan besar 85 unit. Ukuran sedang 130 unit. Kapasitas : untuk kapasitas harian dengan asumsi waktu kegiatan selama di Pelabuhan ,12 jam sampai dengan 170 unit/hari sampai 260 unit. 8 jam sampai dengan 250 unit (kendaraan besar) sampai dengan 390 unit/hari (kendaraan sedang).
“Gambaran itu,sesuatu perencanaan matang. Agar bisa membantu pemasukan PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak),”imbuh Agus ES.
Dimana Pelabuhan Sunda Kelapa telah memiliki luas daratan 760 hektar. Luas perairan kolam 16.470 hektar. Memiliki gudang penimbunan yang baik. Dan fasilitas dermaga yang mumpuni. Sehingga pendapatan diraih 6,1 miliar pada tahun 2022.(Delly M)