Mengurangi Populasi Nyamuk di Kota Jakarta Melalui Perbaikan Ekosistem Perairan

Rakyatmerdekanews.com – Jakarta Utara – Ibu kota Indonesia dengan reputasinya sebagai kota berskala internasional, saat ini menghadapi tantangan serius dalam mengendalikan populasi nyamuk yang telah mengganggu kenyamanan warganya. Meskipun nyamuk mungkin tampak seperti masalah sepele, dampaknya terhadap kesehatan dan kualitas hidup warga kota tidak dapat diabaikan. Namun, tampaknya keseriusan pemerintah provinsi DKI Jakarta, khususnya Dinas Kesehatan, dalam mengatasi isu ini belum optimal.

Masa pemerintahan Hindia Belanda

Dalam melihat masalah ini, kita harus memahami sejarahnya. Pada era pemerintahan Hindia Belanda, Jakarta—saat itu dikenal sebagai Batavia—telah lama berjuang dengan masalah nyamuk. Pada tahun 1911, pemerintah kolonial mulai melakukan upaya pencegahan malaria dengan mengeruk danau dan rawa-rawa, mengurangi habitat nyamuk. Sekitar dekade 1920-an, inisiatif lain diperkenalkan dengan memperkenalkan ikan guppy ke perairan untuk memangsa larva nyamuk. Namun, dengan pertumbuhan kota yang pesat dan perubahan ekosistem, upaya tersebut mengalami kendala.

Masalah yang kita hadapi sekarang bukan hanya nyamuk penyebab penyakit serius seperti DBD, malaria, atau zika. Tetapi juga meliputi populasi nyamuk yang tidak terkontrol yang mengganggu kenyamanan warga Jakarta. Genangan air dan saluran air yang tidak mengalir dengan baik telah menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk.

Untuk itu, saya mengajak semua pihak terkait untuk berkolaborasi dalam menangani masalah ini, dimana Dinas Kesehatan sebagai inisiator. Dinas Sumber Daya Air harus memastikan aliran air lancar. Dinas Lingkungan Hidup perlu mengawasi dan memastikan limbah tidak merusak ekosistem perairan. Sementara Dinas Perikanan dapat berkontribusi dalam pemulihan ekosistem perairan dengan memperkenalkan ikan dan bakteri yang memangsa larva nyamuk.

Mengenai jenis ikan dan bakteri

– Ikan Guppy (Poecilia reticulata): Ikan kecil yang sering digunakan dalam pengendalian nyamuk karena kemampuannya memangsa jentik nyamuk.

– Ikan Moli (Gambusia affinis): Efisien dalam memangsa jentik nyamuk dan dapat memakan sejumlah besar jentik dalam sehari.

– Ikan Cupang Sawah: Pemangsa alami jentik nyamuk yang dapat ditemukan di beberapa perairan di Indonesia.

– Bacillus thuringiensis israelensis (Bti): Bakteri yang menghasilkan toksin yang mematikan bagi larva nyamuk tetapi aman bagi hewan lain dan manusia.

Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak dan kerjasama lintas sektoral, saya yakin Jakarta dapat kembali menjadi kota yang nyaman dan sehat untuk warganya. Sebagai wakil rakyat, saya berkomitmen untuk mendukung inisiatif-inisiatif yang dapat mewujudkan Jakarta bebas dari nyamuk.

Opini oleh: Bastian P. Simanjuntak Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Gerindra

(CS)

 

banner 325x300

banner 325x300

banner 325x300

banner 325x300

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *