Olokan ‘Goblok’ Dirujak Netizen, KH. Marsudi Syuhud : Mari Bersama-sama Padamkan Api Kemarahan

banner 120x600
Foto: Dokumen Istimewa.

Rakyatmerdeknews.com, JAKARTA – Pendakwah Maulana Habiburrahman atau dikenal sebagai Gus Miftah menjadi sorotan usai mengolok-olok seorang penjual alias bakul es teh. Dia menyebut penjual es itu dengan kata goblok.

Tak ayal, potongan video ucapan Gus Miftah itu beredar dan viral di media sosial (medsos). Hingga perkataan tersebut menimbulkan pro dan kontra ditengah masyarakat, bahkan netizen ramai-ramai merujak ustadz itu.
Banyak netizen mengecam peristiwa yang terjadi dalam acara selawatan di lapangan Soepardi, Sawitan, Kabupaten Magelang, Rabu (20/11) itu.
Hal berbeda dengan sikap maupun pandangan dari KH. Marsudi Syuhud, tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sekaligus pengasuh pesantren Ekonomi Darul Uchwah dinilai cukup bijak dalam menyikapi persoalan ini.
Menurut Kiai Marsudi dalam hidup ini ada yang senang dan ada pula yang tidak seneng. Berbuat baik pun pasti masih ada yang membenci kita. Setiap manusia hidup ada yang mencintai ada yang membenci. Jika kita ada yang mencintai dan menghormati tidak perlu membuka bahu kita lebar-lebar.
Lebih lanjut Marsudi mengatakan, sosmed merupakan contoh nyata jika ada kejadian yang menceritakan tentang bahasa yang kurang pas tidak henti-hentinya di komen. Setiap orang berpendapat atau melakukan hal apa saja, jika melihat kejadian seperti itu sikap kita mau ikut. Tapi apapun tergantung kita berbarisnya di mana ikut yang senang atau membenci. Namun tentunya kita ikuti yang taat pada Allah, maupun undang undang. Mengikuti aturan aturan yang sudah disepakati, berbangsa dan bernegara ikuti aturan agar jangan kocar kacir. Sikapnya harus jelas bagi pendengar, jika berdebat  berargumentasi niatkan untuk memberi nasehat atau pendapat yang baik maupun sebuah petunjuk. Kata KH. Marsudi Syuhud pada gelaran acara Menyalakan POWER of Connectivity, Majlis Zikir & Ta’lim di Pesantren Ekonomi Darul Uchwah, Jl. Kedoya Duri Raya, Masjid Aluchwah 2 No 24, Kedoya Selatan Kebon Jeruk Jakarta Barat, pada Sabtu (7/12/2024).
Masih kata Marsudi, jika kita hanya berantem yang tidak  jelas tentunya tak akan ada berhentinya, sehingga harus yang baik, kalimat yang baik,  membahas yang baik. Perdebatan apa saja dengan bahasa yang elok, kita harus cerdas dan mampu mengambil sikap yang baik. Sehingga kita diselamatkan dari itu, keselamatan kita sebagai manusia harus mampu menjaga statmen-statmen yang kita keluarkan, ucapnya.
“Mari bersama-sama menjaga kalimat thoyibah, kalimat yang bagus akan memadamkan api kemarahan, “tutup Marsudi. (Titien/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *