Rakyatmerdekanews.com – Bengkulu – Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) menyelenggarakan kegiatan Stakeholder Meeting (SHM) 2023 ditingkat Provinsi Bengkulu. Kegiatan yang merupakan tindak lanjut Stakeholder Meeting Nasional ini dilaksanakan di Hotel Mercure Bengkulu, Rabu (26/7).
Kegitan SHM ini merupakan tahapan Program Transformasi Perpustakaan berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
Demikian dipaparkan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Bengkulu Meri Sasdi, yang hadir dalam acara tersebut.
Hadir juga Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bengkulu Utara, Suharlan, Sekretaris Tim Sinergi Bengkulu Sari Juwita, Pustakawan Ahli Pertama Perpusnas Mujiana dan dari TPBIS Bengkulu Eko Pranoto. Sebagai moderator Koordinator Pustakawan Bengkulu Multazam.
“SHM Provinsi ini adalah kegiatan mempertemukan para stakeholder di tingkat provinsi untuk dapat berkolaborasi dan bersinergi dalam membangun literasi masyarakat,” ujar Meri Sasdi.
Strategi Stakeholder Meeting menunjukkan pembelajaran kepada kabupaten dan provinsi tentang manfaat bersinergi dengan stakeholder lain untuk meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan self esteem perpustakaan untuk menyuarakan hal terkait perpustakaannya.
“Maksud dan tujuan SHM Provinsi ini antara lain memperkuat dan melanjutkan sinergi dan kolaborasi stakeholder sebagai gerakan bersama dalam membangun literasi masyarakat melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosia,” ujar Meri Sasdi.
“Kemudian Membangun kesadaran tentang pentingnya transformasi perpustakaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan membangun dukungan stakeholder untuk perluasaan dan keberlanjutan program.
Saat ini sudah 33 perpustakaan provinsi, 296 perpustakaan kabupaten/kota, dan 1.696 perpustakaan desa/kelurahan telah menjadi penerima manfaat program TPBIS. Hingga Juni 2023, 1.396 perpustakaan desa/kelurahan di 27 provinsi telah melaksanakan replikasi TPBIS mandiri.
Hal ini sejalan dengan tagline Perpusnas, Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Untuk Kesejahteraan Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Covid 19. (Iyus)