Rakyatmerdekanews.com, Jakarta – Komisi IV DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala Badan Karantina Indonesia. Dalam agenda rapat tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI, Arif Rahman menyoroti tentang program One Borneo Quarantine Initiative.
Menurutnya, program tersebut sangat penting bagi Badan Karantina untuk memperkuat kualitas kontrol serta pengawasan. Tidak hanya itu, menurutnya selama ini penyelundupan juga sangat banyak terjadi di daerah-daerah yang tidak terkontrol oleh Badan Karantina.
“Fraksi Nasdem menyoroti pentingnya penguatan program One Borneo Quarantine Initiative. Hal ini penting karena alokasi anggarannya baru sebesar 9,1,” ujarnya dalam ruang rapat, Selasa (19/11/24).
“Menurut saya, Fraksi Nasdem mendukung mengenai program One Borneo Quarantine Initiative karena itu penting, supaya ada kontrol. Karena saya yakin penyelundupan pasti banyak di jalur tikus, cuman tidak terkontrol menurut saya,” kata dia menambahkan.
One Borneo Quarantine Initiative (OBQI) sendiri merupakan program kerjasama wilayah Borneo, yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam dengan tujuan untuk memperkuat keamanan kesehatan di perbatasan negara-negara anggota.
Pada dasarnya, program ini menekankan akan peningkatan pengawasan bersama di perbatasan dan juga prosedur karantina, guna mencegah penyebaran penyakit serta hama.
Dalam kesempatan yang sama, Arif juga mengatakan bahwa selama ini kasus penyelundupan yang banyak terungkap adalah di Bandara. Hal tersebt dikarenakan Bandara telah memiliki sistem yang baik untuk menangani penyelundupan-penyelundupan tersebut.
Dengan kejadian tersebut, menurutnya para penyelundup akan mulai mencari cara lain yang dianggap aman dan tidak terendus.
“Yang banyak ketahuan itu di Bandara karena memang bandara pasti sistemnya sudah terbentuk, tapi yang di daerah ini kalau tidak dilengkapi dengan fasilitas yang baik, pasti penyelundup itu pengennya dari daerah-daerah yang jalur tikus. Karena kalau di bandara sudah pasti mengadung resiko buat penyelundup,” kata dia menjelaskan.
“Makannya itu perlu penguatan dari kita, dan kita juga berharap kinerja dari Badan Karantina Indonesia bisa maksimal,” imbuhnya.
Arif menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung program yang telah dibentuk oleh Badan Karantina Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya Arif meminta agar Badan Karantina menitikkan fokus pada kualitas kontrol yang dimiliki, khususnya terhadap barang-barang impor.
Menurutnya, barang-barang hasil impor memiliki pengaruh yang cukup besar bagi bangsa ini, khususnya saat ini Indonesia sedang mengusahakan target Indonesia Emas 2045.
“Dan saya juga mengingatkan supaya kontrolnya terhadap barang-barang impor harus lebih diperketat karena ini berkaitan dengan masalah dampak dari penyakit dan lain-lain terhadap bangsa ini,” tuturnya.
“Jangan sampai target Indonesia emas 2045 kita ini tidak tercapai karena anak-anak kita ini diberi zat-zat yang memang tidak benar. Jadi harus benar-benar dikontrol,” kata dia dengan tegas. (Red)