RMNews.com, Jakarta Utara – Gelapnya malam disertai hujan seakan tak mampu menghalangi ambisi para politisi untuk meraih kursi kekuasaan. Kembali, praktik tercela “serangan fajar” mencoreng wajah demokrasi di Dapil Priok Pademangan Penjaringan. Satu hari sebelum pencoblosan, serangan fajar marak terjadi, mencederai nilai-nilai demokrasi dan keadilan.
Bastian P. Simanjuntak, caleg DPRD dari partai Gerindra, dengan geram mengecam tindakan tidak terpuji ini. “Serangan fajar adalah bukti nyata bahwa demokrasi kita sedang terancam,” tegas Bastian. “Uang disulap menjadi senjata untuk membungkam suara rakyat dan memanipulasi hasil pemilu.”Pada Hari Selasa tanggal 20 Februari 2024.
Berdasarkan laporan yang diterima, serangan fajar di Dapil Priok Pademangan Penjaringan kali ini terbilang masif. Uang dalam pecahan kecil dibagikan secara diam-diam kepada warga, disertai selebaran berisi foto dan nomor urut caleg. Jumlahnya bervariasi, mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 250.000 per orang. Bahkan, kabar miring beredar bahwa seorang paket caleg DPRD dan DPR RI nekat menggelontorkan uang hingga Rp 500.000 per orang demi memuluskan jalannya menuju kursi parlemen.
“Praktik ini jelas mencederai rasa keadilan dan menipu rakyat,” kata Bastian. “Rakyat dipaksa memilih bukan berdasarkan pelayanan dan visi dan misi, melainkan karena iming-iming uang receh.”
Bastian mendesak Bawaslu untuk bertindak tegas dalam menangani kasus ini, jangan sampai “masuk angin” dan segera tindaklanjuti jika ada laporan dari masyarakat maupun peserta pemilu dan Bastian menghimbau masyarakat buka suara demi menyelamatkan demokrasi.
“Masa depan bangsa ini dipertaruhkan, jangan sampai demokrasi kita dibajak oleh politisi yang tidak bermoral.”pungkasnya. (Cardi)