Rakyatmerdekanews.com, Pekanbaru – Upaya percepatan Muatan Lokal (Mulok) Budaya Melayu Riau ( BMR) di Provinsi Riau terus digesa. Setelah berhasil mendorong memasukkan mata pelajaran (Mapel) ini ke sistem Daftar Pokok Pendidikan (Dapodik), khususnya satuan pendidikan tingkat SMA/SMK, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), kembali menggesa Mulok BMR SD/SMP masuk ke sistem Dapodik.
Selain itu, LAMR juga menggesa pendirian Pendidikan Profesi Guru (PPG) khusus Pendidikan Bahasa Melayu. Hal ini dilakukan untuk menyikapi berbagai keperluan dan kelangsungan Mapel Mulok BMR di Provinsi Riau agar setara dengan Mapel lainnya.
Hadir dalam kesempatan itu antara lain, Ketua Umum Majlis Kerapatan Adat LAMR Datuk Seri Raja H.Marjohan Yusuf diwakili Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAM Riau Datuk Seri H.Toufik Ikram Jamil, Prof. Dr.Junaidi, S.S., M.Hum, Dr. Elmustian Rahman, dan Dr Fatma Adnan. Jum’at.(19/12/24).
Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (Ketum DPH) LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil menyampaikan’ dalam pertemuan tim Mulok BMR di Balai Adat LAMR,
Kesetaran Mapel Mulok BMR dengan Mapel lainnya adalah hajat bersama agar tidak hanya sebagai Mapel pelengkap saja tetapi dengan Mulok BMR ini peserta didik dapat mengenali budaya Melayu Riau.
Penanaman nilai-nilai budaya Melayu ke dalam diri siswa, menerapkan nilai-nilai budaya Melayu Riau dalam kehidupan sehari-hari, mempertahankan dan mewariskan budaya Melayu kepada siswa, dan mengembangkan budaya Melayu Riau.
“Selain itu tentu dengan adanya kesataraan tersebut, guru-guru Mulok BMR di Provinsi Riau ini mendapatkan hak dan peluangnya sebagaimana guru-guru Mapel lainnya seperti sertifikasi guru, peluang PPG, P3K, CPNS. Nah, ini kan terkait juga berhubungan dengan kesejahteraan guru. Bagaimana mungkin program dan mimpi kita terhadap Mulok BMR ini akan tercapai kalau guru-gurunya tidak sejahtera,” Ucap Datuk Seri H.Taufik Ikram Jamil.
Tambah Datuk Seri H.Taufik’ mengatakan, Untuk itu, tim Mulok LAMR yang dipimpin Prof. Dr. Junaidi, S.S., M.Hum, kembali mengumpulkan bahan-bahan BMR SD-SMP dari kabupaten/ kota se-Riau untuk diajukan ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Tanggal 2 Januari diperkirakan sudah selesai, sehingga dapat dibawa ke kementerian tersebut. Badan Perwakilan LAMR Jakarta, telah berkomunikasi dengan kementerian untuk hajat tersebut,
Mewujudkan Mulok BMR SD-SMP untuk masuk Dapodik, merupakan kerja sama berbagai kalangan termasuk dengan Dewan Pendidikan,
“LAMR siap jadi terdepan dalam hal ini karena pewarisan budaya, memang suatu keniscayaan lewat pendidilan, “Ujar Ketua Umum DPH LAMR.
Sementara itu, Prof.Dr.Junaidi, S.S., M.Hum, yang hadir dipertemuan itu menyampaikan, beberapa upaya percepatan Mulok BMR Riau memang terus dilakukan, tahap demi tahap tetap dilewati. Saat ini bahkan Pendirian PPG Pendidikan Bahasa Melayu sebagai syarat kelengkapan administrasi dari proses kesataraan Mulok BMR sedang dalam proses pengajuan.
“Prodi yang menghasilkan lulusan BMR sudah kita buka dua tahun lalu di Unilak, sementara itu pendirian Pendidikan Profesi Guru sedang dalam proses pengajuan. Perlu diketahui bersama, pendirian PPG ini sebagai kunci pengakuan Mulok BMR ini nantinya dapat setara dengan Mapel lainnya. Hanya saja memang pengurusan pendiriannya tidaklah langsung bisa dalam sekelip mata, harus melalui prosedur yang harus pula kita ikuti.”Sebut Prof. Junaidi dari perguruan tinggi yang ada di Pekanbaru menjabat Rektor Unilak.
Lanjutnya’ Terkait dengan Dapodik, ditegaskan Prof. Junaidi, memang satuan pendidikan SMA/SMK sudah terdaftar sejak bulan lalu, sedangkan untuk tingkat SD/SMP prosesnya harus diajukan oleh kabupaten masing-masing. “Nah, inilah yang akan kita gesa dan kawal bersama nantinya, dengan jalan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan di Kabupaen Kota. Artinya, memang diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk MGMP Mulok BMR se-Provinsi Riau ini.”Terang Junaidi, S.S., M.Hum.
Ditempat yang sama, Senada dengan hal itu, Ketua MGMP BMR SMA/SMK/MA Negeri/Swasta se-Pekanbaru, Helvi Asri Yeni, S.S, B.Cl, S menyampaikan’ proses memasukkan Mapel Mulok BMR SD/SMP itu memang harus dimulai dari Kabupaten kota. Adapun prosesnya dimulai dari pembentukan MGMP BMR terlebih dahulu. Selanjutnya disusun surat untuk diajukan ke Dinas Pendidikan setempat. Surat harus melampirkan data-data anggota yang mengajar BMR serta tempat tugas guru-guru BMR tersebut.
“Setelah pengajuan tersebut, Dinas Pendidikan akan mengeluarkan SK-nya. SK inilah nantinya dilaporkan ke bagian Dapodik, untuk dibuatkan SIMPKB khusus muatan lokal. Jika SIMPKB-nya sudah muncul, secara otomatis akan masuk ke dapodik Dinas stempat. Dan kemudian Dapodik dinas langsung mengusulkan secara online ke kementrian,” jelas guru Mulok BMR yang bertugas di SMA Negeri Plus Provinsi Riau ini.
Helvi juga berharap dan sepakat dengan upaya penggesaan pendirian PPG Pendidikan Bahasa Melayu, karena katanya dengan pendirian PPG ini akan menjawab segala keresahan guru-guru Mulok BMR di Provinsi Riau ini.
“Pendirian PPG adalah harapan kami dari guru-guru Mulok BMR, karena berhubungan dengan pengajuan sertifikasi dan nanti juga bisa masuk ke jabfung,” tutup Helvi yang juga merupakan alumni dari Prodi Sastra Daerah FIB Unilak.(FN)