Rakyatmerdekanews.com, Tangerang Selatan – CSR bidang Pendidikan & Literacy Sinarmas Land melalui program Bantuan Sekolah : Ruang Edukasi Holistik Terpadu mengadakan kegiatan Workshop Budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly) batch 2.
Workshop yang digelar bertemakan “Manfaat Pengelolaan Limbah organik dengan metode Budidaya Maggot BSF untuk Pendidikan yang berkelanjutan.
Berlokasi di gedung sekolah SMPN 12 kota Tangerang Selatan, Jl. Jurang Mangu Barat No.62, Jurang Mangu Barat, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, pada Rabu (20/11/2024).
Section Head CSR Education & Literacy Sinarmas Land, Trapsilo Hari Wibowo menyampaikan, “hari ini Kita mengundang 12 guru-guru dari perwakilan 6 sekolah dalam kegiatan Workshop Budidaya Maggot BSF”
“Terpilihnya SMPN 12 Tangsel sebagai tempat kegiatan pelatihan hari ini karena sebagai sekolah percontohan yang mengikuti program workshop budidaya Maggot BSF di batch pertama, dan sekarang sudah berhasil membuat siklus budidaya Maggot BSF yang berkelanjutan”, ujarnya.
Menurutnya, ini merupakan alternatif solusi yang lebih inovatif dan efektif dalam menyelesaikan sampah organik yang menjadi isu lingkungan sekolah.
Budidaya Maggot BSF menjadi media pembelajaran buat siswa/i, guru dan warga sekolah untuk lebih peduli lagi terhadap kebersihan lingkungan dan juga sejalan dengan penerapan kurikulum Sekolah BERHATI (Berkarakter Hijau, Sehat dan Inovatif) dan menjadi inisiasi perusahaan untuk membuat sinergitas manajemen sampah yang holistik.
Lanjutnya, Lalat BSF dimanfaatkan untuk membantu penguraian sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Mula-mula Lalat Tentara Hitam (black soldier fly) tersebut tidak dilepas begitu saja. Namun diternak atau dikembangbiakkan dalam kawasan khusus terlebih dahulu.
Pengembang biakkan lalat hitam ini bertujuan untuk menghasilkan maggot atau belatung. Maggot BSF inilah nanti yang akan bekerja untuk mengurai sampah, sehingga volume sampah organik khususnya akan berkurang dan sekaligus mengurangi bau dari limbah organik tersebut,”jelas Trapsilo.
Sebagai Nara Sumber, Andi Wijaya yang merupakan Founder Depo Maggot dan juga sebagai Penyuluh Maggot Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel dalam materinya menjelaskan bagaimana siklus maggot, “Setelah lalat bertelur, telur-telur tersebut dipisahkan dan ditempatkan di tempat berbeda untuk proses penetasan. Setelah menetas dan berusia lima hari larva BSF kemudian ditebarkan ke dalam biopon yang sudah berisi sampah organik untuk di urai dan setelah itu dapat dipanen saat usia larva BSF mencapai 15-20 hari.
Beliau melanjutkan, Larva BSF tersebut bisa mengkonsumsi sampah selama kurang lebih dua minggu bahkan sampai 20 Hari masa produktifnya dalam mengurai sampah organik. Dalam perhitungannya, 1 gram telur bsf (larva yang sudah menetas) dapat mereduksi sampah organik sebanyak 1-2 kilogram (kg) sampah organik per hari,”ujarnya.
Kepala Sekolah SMPN 12 Tangsel Yanti kepada media mengatakan, kami berterima kasih kepada Tim CSR Sinarmas Land yang telah memilih SMPN 12 Tangsel sebagai tempat melaksanakan kegiatan Workshop Budidaya Maggot BSF hari ini.
Harapannya untuk kegiatan ini, semoga SMPN 12 Tangsel bisa dijadikan contoh keberhasilan dalam mengembang biakkan atau budidaya Maggot BSF di sekolah, kita masih sama-sama belajar dan terus belajar dan Mudah-mudahan sekolah yang ikut kegiatan hari ini dapat melihat langsung proses budidaya maggot bsf dan segera mengimplementasikan disekolahnya masing-masing.,”pungkasnya. (Ratna)