Rakyatmerdekanews.com – Jakarta – Tampan, kata ini cocok disandingkan dengan Suhirman, Sosok muda yang serius menekuni bidang jurnalistik sebagai jalan berkarir, menjadi jurnalis menurut Suhirman adalah hal yang menyenangkan, selain tidak terikat, seorang jurnalis juga memiliki pengaruh terhadap isu-isu atau pemberitaan, dibalut dengan kata “wajah dunia ada di tangan wartawan,” begitu sosok wartawan didefinisikan.
Suhirman adalah alumni Universitas Unsiq Jurusan Fisika, Bak banting stir, Suhirman memilih menulis sebagai jalan untuk profesinya. Pria berkulit putih kelahiran Wonosobo ini lihai menulis artikel pendidikan sebagai rubrik beritanya.
Ia juga seorang penulis buku Literasi Numesari di Aplikasi Kippin School sejak 2021
Dirinya pernah meraih predikat wartawan terbaik rubriknya, namanya kian melejit, tulisan nya pun menjadi referensi untuk banyak orang, dan pernah mengikuti finalis AJK kominfo dan juga Peserta lomba BPJS.
“Saat banyak orang memilih politik, hukum, dan kriminal, saya memilih jalan – jalan sambil mencari berita, Alhamdulillah hal itu membuahkan hasil, setiap ada kegiatan di kepolisian yang dihubungi adalah saya,” tutur Suhirman.
Lugas dan lantang saat berbicara menjadi hal yang menarik dari sosok Suhirman. ia telah menggeluti bidang tulis-menulis sejak SMA, seperti menulis opini atau essay.
Saat di Unsiq, Suhirman sudah mengisi kolom rubrik Pendidikan di salah satu Media Online di Wonosobo, hal yang cukup mengagumkan dari sosok muda yang memiliki wajah mungil ini.
Berangkat dari kebiasan menulis dan menghasilkan berita yang menarik, Suhirman awalnya tidak menyangka dirinya akan terjun ke dunia jurnalistik, karena lebih menyukai menjadi penulis lepas, lalu tepat dua hari setelah lulus kuliah, Suhirman dipercayakan dan mendapat tawaran menjadi wartawan salah satu Media Online di Wonosobo, tidak ingin melewati kesempatan emas tersebut, Suhirman menyetujuinya.
Menjadi wartawan tentu hal yang sangat menyenangkan, namun tetap ada keresahan tersendiri, seperti maraknya wartawan tanpa kejelasan identitas dan legalitas membuat profesi wartawan kian tercoreng, menurut Suhirman baiknya ini menjadi perhatian dari organisasi-organisasi profesi, seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ataupun Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) dan lain sebagainya.
“Tentu ini harus menjadi perhatian, termasuk kita sebagai wartawan, meningkatkan kompetensi kita sebagai seorang jurnalis,” kata Suhirman.
Sambil menarik masker yang sedang dipakainya, Suhirman menuturkan harapannya sebagai seorang wartawan, jika anda wartawan jadilah wartawan yang menjujung tinggi profesioanlitas dan Kode Etik Jurnalistik yang menjadi batasan profesi kita, jangan hanya karena ikut-ikutan saja.
Alhamdulilah saat ini pun saya diberi kesempatan untuk mengikuti UKW di Jakarta, berkat kegigihan dan skill yang saya punya, saya akhirnya bisa lulus UKW yang di fasilitasi oleh Dewan Pers, UKW (Uji Kompetensi Wartawan) itu sangat penting untuk seorang wartawan, karena dengan kita mengikuti UKW, kita jadi lebih tahu dan paham tentang kode etik wartawan, dan kita juga jadi bisa menjadi wartawan yg ber integritas,”pungkasnya. (Ratna)