Rakyatmerdekanews.com – Tangerang – Dari beberapa pantauan beberapa Aktivis di Tangerang, kini dicermati, “Pengadaan Logistik Tinta Pemilu 2024 Rawan Kecurangan Pemilu”
Dari penetapan pemenang tender pengadaan logistik Pemilu 2024 membuka peluang adanya tindak kecurangan penyelenggaraan pemilu. Bagaimana tidak, tinta pemilu yang seharusnya dipergunakan sebagai penanda bagi masyarakat yang telah memberikan suaranya di TPS ternyata terbuat dari bahan Sintetis Alami Organik yang lebih gampang terhapus dari jari tangan manusia, ujar Fajri Safi’i, S.H, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tangerang (YLKIT).
Hal ini, lanjut Fajri, dibandingkan dengan tinta pemilu yang telah sering digunakan, dalam sebuah diskusi para aktivis yang ada di Tangerang, Kamis (31/8/2023).
Disebutkan, pada pengumuman pemenang tender pengadaan logistik tinta pemilu 2024 yang dikeluarkan oleh panitia pengadaan logistik pemilu 2024 KPU RI telah menetapkan pemenang 1 atas nama PT Sinar Abadi Pritindo dan Pemenang ke 2 atas nama PT Kudo Indonesia Jaya.
Adapun tinta pemilu yang ditawarkan oleh kedua Perusahaan tersebut berbahan “Sintetis Alami”, yang berbahan dasar organik seperti, gambir, kunyit, getah kayu dan bahan campuran lainnya”, kata, Ketua YLKIT di tangerang.
Fajri menambahkan, jadi, “Tinta itu dalam pemilu-pemilu sebelumnya, yang terbuat dari bahan organik tersebut di atas sangat tidak tepat dipergunakan sebagai tinta pemilu, sebab bahan pewarna organik sangat gampang luntur dan dihapus dari tubuh manusia”.
Diskusi kami dengan para aktivis, bertujuan jangan menggunakan tinta pewarna dalam pemilu. Agar menghindari adanya kecurangan dalam bentuk pencoblosan yang berulang-ulang dari seorang pemilih. Juga dikawatirkan bisa mencederai maksud utama penggunaan tinta dalam Pemilu 2024. Terang,”Fajri dengan jelas.
Lebih jauh Fajri menegaskan, para aktivis di Tangerang menghimbau kepada pihak panitia pengadaan logistik pemilu 2024 KPU RI. “Membatalkan, pemenang tender yang menggunakan bahan sintetis organik untuk terciptanya Pemilu yang jujur dan adil”. Selain itu perusahaan yang belum berpengalaman harus menjadi pertimbangan juga untuk memaksimalkan ketepatan dan profesionalnya dalam pengadaan tinta ini, tegas Fajri, didampingi para aktivis di Tangerang. (navi/and21)